KARSA Institute Lewat Program ESTUNGKARA kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong pembangunan inklusif dengan menyelenggarakan kegiatan Penyusunan dan Perbaikan Rencana Aksi Daerah (RAD) Disabilitas Kabupaten Sigi, yang dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober di Satriya Meeting Room, Kantor KARSA Institute.
Forum ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Organisasi Penyandang Disabilitas (OPDis), serta Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) untuk bersama-sama menyempurnakan arah kebijakan dan strategi pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas di Kabupaten Sigi.
Penyusunan dan perbaikan RAD ini berfokus pada tujuh sasaran strategis, yaitu :
- Pendataan dan Perencanaan Inklusif. Mendorong tersedianya data disabilitas yang akurat dan terintegrasi sebagai dasar perencanaan pembangunan yang responsif dan inklusif.
- Penyediaan Lingkungan Tanpa Hambatan. Mewujudkan aksesibilitas fisik dan non-fisik di fasilitas publik, gedung pemerintahan, sekolah, dan layanan dasar lainnya.
- Pelindungan Hak, Akses Politik. dan Keadilan. Memastikan penyandang disabilitas dapat menikmati hak politik dan perlindungan hukum secara setara, termasuk akses dalam proses pemilu dan peradilan.
- Pemberdayaan dan Kemandirian. Meningkatkan keterlibatan penyandang disabilitas dalam program pemberdayaan dan penguatan kapasitas individu agar mandiri secara ekonomi dan sosial.
- Perwujudan Ekonomi Inklusif. Mendorong kesempatan kerja dan berusaha yang setara melalui pelatihan vokasi, akses permodalan, serta kolaborasi dengan sektor swasta.
- Pendidikan dan Keterampilan. Menjamin hak atas pendidikan yang setara, mulai dari pendidikan dasar hingga pelatihan keterampilan, dengan dukungan tenaga pendidik yang inklusif dan fasilitas ramah disabilitas.
- Akses dan Pemerataan Layanan Kesehatan. Mewujudkan layanan kesehatan yang inklusif, terjangkau, dan adaptif terhadap kebutuhan penyandang disabilitas, termasuk penyediaan alat bantu dan rehabilitasi.
Forum kolaboratif ini berlangsung dalam suasana yang kolaboratif dan partisipatif. Setiap kelompok peserta berdiskusi secara tematik sesuai dengan tujuh sasaran strategis untuk mengidentifikasi isu-isu krusial, tantangan implementasi, serta rumusan rencana aksi konkret yang dapat diintegrasikan ke dalam dokumen RAD.
Menurut Desmon selaku Program Manager ESTUNGKARA, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya advokasi berkelanjutan untuk mendorong Sigi lebih responsif terhadap kebutuhan penyandang disabilitas. “RAD ini tidak hanya menjadi dokumen formal, tetapi juga menjadi alat untuk memastikan bahwa penyandang disabilitas menjadi subjek aktif dalam pembangunan, bukan sekadar penerima manfaat,” ujar Desmon.
Lebih lanjut, para peserta menyepakati pentingnya kolaborasi lintas sektor dan pelibatan aktif OPDis dalam implementasi kebijakan yang akan dihasilkan. Ke depan, dokumen RAD yang telah diperbaiki ini akan disinkronkan dengan perencanaan pembangunan daerah seperti RPJMD dan Renstra OPD, serta menjadi acuan dalam penganggaran dan pelaksanaan program inklusif di Kabupaten Sigi.
Inisiatif ini menegaskan kembali bahwa mewujudkan Kabupaten Sigi yang inklusif dan ramah disabilitas bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi merupakan kerja bersama seluruh elemen masyarakat. *Florensius
