Program BEN Perkuat Dukungan untuk Disabilitas Sigi

Main Posts Background Image

Main Posts Background Image

Jumat, 07 November 2025

Program BEN Perkuat Dukungan untuk Disabilitas Sigi

Kabupaten Sigi menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang terpilih menjalankan Program Building Effective Network (BEN) — sebuah inisiatif kolaboratif untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas dan masyarakat terdampak kusta. Program ini merupakan hasil kerja sama KARSA Institute, Pemerintah Kabupaten Sigi, NLR Indonesia (Netherlands Leprosy Relief), dan Liliane Fonds, yang akan berjalan sejak Oktober 2025 hingga 2028.
Direktur KARSA Institute, Syaiful Taslim, menjelaskan bahwa peluncuran program di Hotel Aston Palu (5 November 2025) menjadi langkah penting dalam membangun jaringan inklusif lintas sektor. Program BEN mendorong sinergi antara pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, komunitas disabilitas, dan masyarakat umum untuk menciptakan ruang partisipatif yang setara.

“Data Dinas Sosial menunjukkan ada 13.313 penyandang disabilitas di Kabupaten Sigi, termasuk 1.061 jiwa di Kecamatan Tanambulava. Angka ini menjadi dasar penting untuk memperkuat layanan berbasis data yang akurat,” ujar Syaiful.

Sigi dianggap siap melaksanakan program ini karena telah memiliki Perda Nomor 5 Tahun 2024 tentang Penghormatan, Perlindungan, dan Pemenuhan Hak-Hak Disabilitas. Tahap awal program difokuskan di tiga kecamatan: Tanambulava, Sigi Biromaru, dan Dolo.
Wakil Bupati Sigi, Samuel Yansen Pongi, menyambut baik kolaborasi ini dan menegaskan pentingnya komitmen lintas sektor. “Program BEN menjadi jembatan untuk mendorong kemandirian penyandang disabilitas. Kami mendorong setiap desa memastikan data disabilitas dan kusta valid agar pemberdayaan bisa tepat sasaran,” ujarnya.
Program BEN juga menaruh perhatian khusus pada anak dan remaja penyandang disabilitas, termasuk mereka yang terdampak kusta. Florensius, Manajer Program BEN KARSA Institute, menegaskan bahwa fokus utama adalah membangun kemandirian ekonomi dan sosial sejak dini.

Sementara itu, Rahma (39), penyandang disabilitas asal Desa Pombewe, berharap program ini dapat membuka akses kerja dan ruang partisipasi bagi disabilitas. “Kami sering terhambat karena fasilitas publik yang tidak ramah disabilitas. Semoga program ini menjadi awal perubahan,” katanya.

Di lapangan, pemerintah kecamatan juga menunjukkan dukungan nyata. Camat Tanambulava, Suaib, mengatakan pihaknya akan melakukan verifikasi data penyandang disabilitas secara menyeluruh dan membentuk forum disabilitas di tingkat desa dan kecamatan untuk memastikan data lebih akurat dan program berjalan berkelanjutan. Menurutnya, keberhasilan program tidak hanya diukur dari jumlah bantuan yang diberikan, tetapi dari sejauh mana penyandang disabilitas bisa mandiri dan berdaya. “Program ini tidak berhenti pada bantuan, tapi berlanjut pada kemandirian mereka,” tegas Suaib.
Dengan tercatatnya 17 kasus kusta di Sigi dalam tiga tahun terakhir, program BEN diharapkan mampu memperkuat jejaring pelayanan, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan menghadirkan solusi pemberdayaan yang berkelanjutan. Inisiatif ini menjadi contoh nyata bahwa kolaborasi lintas sektor dapat membuka jalan bagi pembangunan yang lebih inklusif di Kabupaten Sigi. *Karins

Error 404

The page you were looking for, could not be found. You may have typed the address incorrectly or you may have used an outdated link.

Go to Homepage
Karsa Institute (KARSA Inisiatif Timur Indonesia) | |