Pemuda Sigi Bangun Jembatan Damai Antar Desa

Main Posts Background Image

Main Posts Background Image

Kamis, 20 November 2025

Pemuda Sigi Bangun Jembatan Damai Antar Desa

Karsa Institute memfasilitasi pertemuan bersejarah antara pemuda Pesaku dan Rarampadende melalui kegiatan Camping Ground Anak Muda yang digelar pada 14–16 November 2025 di kawasan wisata alam Reinhard Olavatu, Desa Oloboju. Pertemuan ini menjadi momentum penting setelah bertahun-tahun relasi sosial kedua desa retak akibat rangkaian konflik. Melalui dukungan Care Indonesia, KOICA, UN Women, dan Pemerintah Kabupaten Sigi, kegiatan ini dirancang sebagai ruang aman bagi para pemuda untuk memulai kembali komunikasi yang sehat, terbuka, dan setara.
Selama kegiatan, para pemuda dan pemudi dari kedua desa berbagi pengalaman tentang rasa takut, stigma, dan ketidaknyamanan ketika melintasi wilayah satu sama lain. Banyak yang mengakui bahwa konflik membuat mereka menyembunyikan identitas asal desa ketika berada di luar daerah. Cerita–cerita personal dari Sandi, Andre, Firda, hingga Mega memperlihatkan betapa dalamnya dampak konflik terhadap rasa aman, hubungan kekerabatan, dan mobilitas sehari-hari. Namun melalui perkemahan ini, harapan baru mulai tumbuh—bahwa generasi muda siap menjadi motor perubahan.
Dalam sesi diskusi yang turut dibuka oleh Kepala Badan Kesbangpol Sigi, para peserta diajak memahami bahwa konflik sering dipicu oleh kesalahpahaman kecil, candaan yang disalahartikan, atau unggahan media sosial yang dipotong dan disebarkan tanpa verifikasi. Dampak media sosial menjadi salah satu temuan penting, sebab misinformasi terbukti sering memperkeruh situasi. Karena itu, para peserta sepakat bahwa literasi digital dan klarifikasi cepat harus menjadi bagian dari pencegahan konflik di tingkat akar rumput.
Optimisme semakin terasa ketika para pemuda mulai menyusun rencana aksi bersama—mulai dari membangun ruang perjumpaan lintas desa, menghidupkan kembali silaturahmi keluarga, hingga merancang kegiatan seperti liga sepak bola, forum pemudi, dan agenda kebudayaan. Mereka menegaskan bahwa deteksi dini, cegah dini, dan resolusi damai harus dimulai dari lingkar paling kecil, yakni komunitas muda itu sendiri. Pesan penting yang mereka bawa pulang adalah bahwa perdamaian bukan hanya wacana, tetapi komitmen yang harus dibuktikan melalui tindakan sehari-hari.
Karsa Institute memastikan proses pendampingan tidak berhenti pada kegiatan ini. Direktur Karsa Institute, Syaiful Taslim menegaskan bahwa program mungkin memiliki batas waktu, tetapi hubungan sosial antar pemuda tidak boleh berhenti. Melalui jejaring yang terus dibangun, praktik baik ini diharapkan dapat direplikasi di desa lain di Sigi. Pada akhirnya, perkemahan ini menjadi awal baru bagi Pesaku dan Rarampadende—sebuah langkah kecil yang membuka jalan panjang menuju perdamaian berkelanjutan.*Karins

Error 404

The page you were looking for, could not be found. You may have typed the address incorrectly or you may have used an outdated link.

Go to Homepage
Karsa Institute (KARSA Inisiatif Timur Indonesia) | |