

Pemerintah Kabupaten Sigi bersama Karsa Institute resmi mengukuhkan sekaligus mendeklarasikan Forum Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) Kabupaten Sigi pada 23 Desember 2025. Pengukuhan ini menjadi penanda komitmen bersama untuk memperluas akses layanan kesehatan, pendidikan, sosial, hukum, politik, hingga ekonomi bagi penyandang disabilitas dan orang terdampak kusta melalui pendekatan berbasis masyarakat dengan dukungan Program NLR-BEN.Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sigi, Anwar, menyebut Forum RBM sebagai terobosan besar dan yang pertama di Sulawesi Tengah, bahkan berpotensi menjadi yang pertama di kawasan Sulawesi. Kehadiran forum ini dinilai sangat membantu pemerintah daerah dalam memenuhi hak-hak kelompok rentan secara lebih inklusif, partisipatif, dan berkelanjutan.

Ketua Dewan Penasihat Karsa Institute, Rahmat Saleh, menjelaskan bahwa rehabilitasi berbasis masyarakat lahir dari kesadaran global akan keterbatasan rehabilitasi berbasis institusi. Sejak 1970-an, WHO mendorong pendekatan Community-Based Rehabilitation (CBR) yang lebih dekat dengan kehidupan masyarakat. Seiring waktu, pendekatan ini berkembang tidak hanya pada aspek kesehatan, tetapi juga mencakup pendidikan, ekonomi, partisipasi politik, inklusi sosial, serta kebijakan publik, dan diakui sebagai strategi efektif dalam pemenuhan hak penyandang disabilitas.

Forum RBM Kabupaten Sigi dibentuk untuk memperkuat peran keluarga dan masyarakat dalam mendukung rehabilitasi dan kemandirian penyandang disabilitas dan kusta, sekaligus melawan stigma yang masih kuat di tengah masyarakat. Forum ini juga diharapkan menjadi wadah strategis penyediaan data yang akurat dan terpilah sebagai dasar perencanaan pembangunan daerah yang inklusif dan tepat sasaran.

Ketua Forum RBM Kabupaten Sigi, Agus, memaparkan lima program prioritas yang akan dijalankan mulai awal 2026, yakni pendataan anak dan remaja disabilitas serta kusta, advokasi hak-hak disabilitas, kampanye pengurangan stigma, pembentukan forum anak dan remaja disabilitas di tingkat desa, serta pelatihan keterampilan secara berkelompok. Dikelola sepenuhnya oleh penyandang disabilitas untuk periode 2026–2028, Forum RBM diharapkan menjadi simbol kuat bahwa perjuangan inklusi dan pemulihan martabat kini dipimpin langsung oleh mereka yang selama ini berada di pinggiran.*Karins