Memadukan Pengetahuan Lokal dan Teknologi Fish Finder

Main Posts Background Image

Main Posts Background Image

Rabu, 20 April 2022

Memadukan Pengetahuan Lokal dan Teknologi Fish Finder

 


Perkenalan kami dengan Taufan, (38 tahun), berawal dari partisipasi dan keaktifan beliau pada kegiatan-kegiatan pertemuan yang diselenggarakan Karsa Intitute dengan Yayasan Care Peduli. Memang Taufan bukanlah penerima langsung bantuan sektor perikanan, tapi ia mewakili Ibu Muse, mertuanya yang kepala keluarga perempuan.

Taufan yang tergolong taat beribadah itu,  sehari-hari bekerja sebagai nelayan penangkap ikan, untuk menafkahi istri dan ketiga anaknya. Suatu ketika, di rumahnya yang tergolong bersahaja, Taufan bertutur,Alhamdullilah saat ini kapanpun saya sudah bisa turun ke laut   dengan jangkauan jarak yang semakin jauh serta hasil tangkapan yang lebih baik. Sebelumnya saya hanya bisa melaut paling jauh sekitar 400 m  dari bibir pantai dikarenakan kondisi perahu yang sudah tua dan  tidak  layak lagi digunakan untuk melaut  ke tempat yang lebih jauh dan dalam".

Melalui  program Pemulihan Livelihood (mata pencaharian) yang diselenggarakan Karsa Institute bersama YCP, keluarga Taufan mendapatkan bantuan modal usaha berupa Perahu Katinting. Lebih lanjut, Taufan menguraikan, “Asal cuaca bagus saya sudah dapat melaut kapanpun saya mau dan tidak takut lagi dengan kondisi perahu, ditambah informasi cuaca maritim yang display-nya ditempatkan di kantor Desa Salubomba, sehingga membantu memudahkan kami nelayan-nelayan tradisional mengakses informasi, untuk menentukan waktu yang tepat untuk melaut".

Taufan menambahkan, ada satu pengetahuan baru yang diperolehnya dari kegiatan pelatihan  yang diikutinya bersama teman-teman kelompok nelayan melalui bantuan alat berteknologi tinggi yang  diberikan oleh YCP dan Karsa itulah   alat yang  disebut Fish Finder.  “Bagi kami nelayan tradisional, alat canggih ini merupakan hal yang baru  pertama kali saya pegang dan operasikan  secara langsung dituntun tim ahli dari Yayasan Care Peduli, itulah Pak Rasyid dan Pak Fandi".

Lebih lanjut, Taufan menguraikan, “Ternyata alat ini sangat canggih, karena kita bisa melihat langsung dari monitor dimana keberadaan kumpulan ikan-ikan sehingga kami dapat lebih fokus  memilih lokasi dan posisi memancing di lokasi tempat ikan berkumpul.  “Dengan menyatukan pengetahuan lokal kami ditunjang teknologi ini, insya Allah  saya dan kelompok nelayan lain bisa meningkatkan hasil  tangkapan, dimana sebelumnya terkadang saya pergi melaut, tapi pulang kosong. Sekarang paling tidak saya bisa bawa pulang  dua, tiga bahkan  empat cucuk/tusuk ikan.“ Taufan menguraikan, setiap cucuk yang  terdiri dari 7 – 8 ekor ikan dijualnya dengan harga 50 ribu.

Taufan mengaku, dirinya tidak mengalami kesulitan untuk menjual hasil tangkapannya karena ia menawarkannya melalui medsos (Facebook) apalagi ia  sudah memiliki pelanggan tetap. “Alhamdulilah, hasil tangkapan kami yang dipasarkan melalui medsos (facebook) tidak susah untuk dipasarkan karena juga sudah memiliki pelanggan tetap, termasuk  pembeli dari instansi-instansi pemerintah".

Selain itu, menurut Taufan, ada alat canggih lain  yang diterima desanya, itulah apa yang disebut Sekdes sebagai Display, instrumen  yang  menjadi semacam alat kontrol bagi nelayan untuk melautAlat ini juga kami pakai pada saat mau berlayar jadi kalau diinfokan cuaca sedang buruk atau gelombang sedang tinggi, kami belum jadi atau urung untuk melaut. Sebelumnya saya dan teman-teman nelayan kalau mau melaut hanya main tebak-tebakan dengan melihat ke arah langit, cuaca sedang baik atau buruk. Namun ketika di tengah perjalanan, biasa dengan terpaksa kami harus kembali karena cuaca sedang buruk. Display ini sangat menolong kami sebagai nelayan  karena sudah bisa kami akses lewat HP,” tandas Taufan sambil tersenyum, menutup pembicaraan. (Bardi Lamancori)

Error 404

The page you were looking for, could not be found. You may have typed the address incorrectly or you may have used an outdated link.

Go to Homepage
Dirgahayu ke 20 Tahun Karsa Institute (KARSA Inisiatif Timur Indonesia) | |