Karsa Institute Gelar Festival Peduli Day di Daerah Terpencil

Main Posts Background Image

Main Posts Background Image

Senin, 20 Januari 2020

Karsa Institute Gelar Festival Peduli Day di Daerah Terpencil



Karsa Institute menggelar program peduli Festival Peduli Day dan Perayaan Hari Besar Nasional (PHBN) dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi Republik Indonesia (RI) ke 73 Tahun 2018 didaerah terpencil tepatnya di Desa Banasu, Kecamatan Pipikoro, Kabupaten Sigi, Sulteng, Senin (10/9/2018).

Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari dari tanggal 8-10 September 2018. Program Peduli adalah sebuah prakarsa Pemerintah Indonesia yang dirancang untuk meningkatkan inklusi sosial bagi enam kelompok yang paling terpinggirkan di Indonesia, yang kurang mendapat layanan pemerintah dan program perlindungan sosial.

Direktur Karsa Institute Palu, Rahmat Saleh menyatakan peduli day tahun 2018 sangat istimewa karena dirayakan bersama-sama dengan peringatan HUT Proklamasi RI. Menurutnya, peduli day merupakan program tahunan yang tuan rumahnya berpindah-pindah.

“Peduli Day adalah acara tahunan yang dilaksanakan oleh pelaku-pelaku program peduli diseluruh Indonesia. Selain dilaksanakan di Pipikoro, Peduli Day juga dilaksanakan di sepuluh wilayah di Indonesia,”kata Oyong sapaan akrab Direktur Karsa.

Kata Oyong, ada enam kelompok sasaran program peduli yakni anak dan remaja rentan, masyarakat adat dan lokal terpencil yang tergantung pada sumber daya alam, korban diskriminasi, intoleransi dan kekerasan berbasis agama. Selanjutnya, orang dengan disabilitas, hak asasi manusia (HAM) dan restorasi sosial, dan terakhir waria.

Program Peduli lanjut Oyong, bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) untuk berkontribusi terhadap pengurangan kemiskinan pada perempuan, anak-anak, dan kelompok-kelompok terpinggirkan dengan memenuhi kebutuhan dan layanan dasar, pemberdayaan masyarakat, pembangunan desa, pembangunan manusia dan restorasi sosial.

“Berbagai kegiatan yang dilaksanakan dengan diikuti 19 desa di Kecamatan Pipikoro. Diantaranya, pertandingan olahraga, lomba kesenian tradisional, lomba permainan anak dan calistung, kontes kopi, pagelaran film kampung panggung ekspresi, seminar GNMR, lomba perencanaan Desa dan Workshop,” jelasnya.

Oyong berharap dengan adanya kegiatan ini, dapat mendorong pelayanan hak-hak dasar bagi masyarakat yang ada di daerah terpencil.

Sementara Kasubid Keuangan Mikro dan Permodalan Kemenko PMK Rizki Sisindra menyatakan sangat mendorong kerjasama lintas pihak. Yakni Peran pemerintah yang sangat kuat, lembaga masyarakat dan masyarakat itu sendiri.

“Kehormatan bagi kami dari Pemerintah Pusat khususnya Kemenko PMK yang diberikan ruang untuk turut berkontribusi dalam rangka mendorong sisi pembangunan manusia dan kebudayaannya,” ungkapnya.

Katanya, masyarakat yang selama ini dianggap terisolir ternyata budaya-budaya yang diterapkan sudah mencerminkan gerakan nasional revolusi mental yang sebenarnya menjadi tugas Kemenko PMK berkoordinasi secara nasional.

Pihaknya pun berkomitmen untuk terus berkoordinasi dan bekerjasama dengan mitra-mitra Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) dalam membangun gerakan nasional revolusi mental. (FRY-Sumber Berita Media Sulteng Raya )

Error 404

The page you were looking for, could not be found. You may have typed the address incorrectly or you may have used an outdated link.

Go to Homepage
Dirgahayu ke 20 Tahun Karsa Institute (KARSA Inisiatif Timur Indonesia) | |