Karsa Institute melalui dukungan Burung Indonesia dan Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF) pada Program Kemitraan Wallacea fase 2 menetapkan tema besar program yakni “Optimalisasi Pengelolaan Perikanan Demersal Skala Kecil Secara Kolaboratif di Desa Kabalutan dan Desa Pulau Enam untuk Mendukung Keberlanjutan Sumberdaya Alam dan Penghidupan Nelayan”. Salah satu kegiatan pada fase 2 ini adalah tindak lanjut dari fase1, yakni melakukan serangkaian upaya rehabilitasi terumbu karang yang efisien serta terjangkau dari segi biaya dan tenaga. Metode yang digunakan dalam upaya rehabilitasi terumbu karang, yakni metode Bioreeftek yang ditemukan dan dikembangkan oleh Balai Riset Observasi Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pemilihan metode ini didasarkan pada teknik yang aplikatif serta efisien dalam pembiayaan, pengerjaan hingga pelepasan unit. Bioreeftek sendiri adalah teknologi terumbu buatan yang memanfaatkan bahan alami tempurung kelapa sebagai media penempelan larva hewan karang. Ketika larva hewan karang sudah menempel di permukaan tempurung kelapa, maka dapat dipindahkan dilokasi yang tutupan karangnya rendah untuk kemudian dilakukan rehabilitasi.
Pada Selasa 5 Maret 2024, Karsa Institute bersama dengan Pemerintah Desa Kabalutan, Pemerintah Desa Pulau Enam Pelajar SMPN 2 Talatako, Kelompok Nelayan Padakauang, Kelompok Pemuda, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Perempuan, Pemerintah Kabupaten Tojo Una Una serta Balai Taman Nasional Kepulauan Togean (BTNKT) melakukan pelepasan Bioreeftek sejumlah 100 unit di Pulau Kabalutan dan 50 Unit di Pulau Enam. Sejak fase 1 kegiatan ini pada tahun 2022, Karsa Institute sudah melibatkan masayarakat bukan hanya sebagai objek proyek, tetapi juga menempatkan mereka sebagai pengambil keputusan dalam setiap program yang akan dikerjakan. Terlibatnya unsur-unsur tersebut secara aktif dalam kegiatan ini, menunjukkan bahwa semakin sadarnya masyarakat akan pentingnya menjaga serta merehabilitasi ekosistem terumbu karang dalam menunjang aktifitas penghidupan mereka sehari-hari.
Kegiatan ini diawali dengan pemaparan singkat kepada pelajar SMPN 2 Talatako oleh Iwan Hamid, selaku fasilitator lapangan Karsa Institute terkait pentingnya menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang dalam perannya bagi keberlangsungan hidup masyarakat pesisir khususnya nelayan tradisional yang sangat menggantungkan pada ketersediaan sumberdaya perairan.
Kegiatan rehabilitasi terumbu karang dengan Bioreeftek di Pulau Kabalutan dan Pulau Enam dilakukan untuk mendukung wisata bahari yang menjadi sektor pariwisata andalan di Kepulauan Togean. Sebagaimana kita ketahui bersama, Kepulauan Togean memiliki pulau-pulau yang berpotensi menjadi objek pariwisata, akan tetapi kesemuanya belum dimanfaatkan secara optimal. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan pemerataan destinasi wisata di pulau-pulau lainnya yang mendukung nilai-nilai konservasi dapat terwujud.(Iwan Hamid). Vidio Terkait ada di kanal YouTube Iwan Hamid